SAMARINDA: Meski diterpa jaman, dan digempur oleh masuknya berbagai budaya asing ke negeri ini, namun para seniman Sandiwara Mamanda (Sandima) yang tergabung dalam Forum Aktualisaai Seni Tradisional (FORMAT) Kalimantan Timur tak pernah surut dalam berkarya. Justeru di tengah gempuran kemajuan teknologi, kelompok yang dipimpin oleh Muhammad Nurrohim dan dibina langsung oleh Budayawan Elansyah Jamhari ini semakin eksis.
Belum juga sepekan lalu Sandima Format menguncang panggung megah Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) di halaman parkir GOR Segiri (16/12/2023), besok kamis (21/12/2023) teater tradisi khas Samarinda ini kembali akan menampilkan pagelarannya di Ballroom Hotel Senyiur Jalan Gajah Mada Samarinda.
Jika kemarin pentas Sandima disponsori oleh Dinas Kominfo kota Samarinda, sekarang Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2PA) yang memberikan kepercayaan untuk menampilkan pagelaran dalam rangka peringatan Hari Ibu Nasional tahun 2023 ini..
Kepala DP2PA Dr Ibnu Araby menilai bahwa kesenian tradisional seperti Sandima ini pantas untuk disuguhkan kepada masyarakat Samarinda. Bahkan Sandima sebagai produk seni yang memiliki nilai edukasi serta mengangkat kearifan lokal sangat layak untuk tampil di hotel berbintang.
Sementara itu Pembina Sandima Dr (H.C) Elansyah Jamhari, MA mengaku sangat bahagia karena pejabat pemkot seperti Dr. Ibnu Arabi memiliki kepedulian pada budaya lokal. Bahkan menurut Elansyah, kepedulian Ibnu Arabi bukan baru sekarang saja dia tunjukan.
"Sejak lama pak Ibnu itu peduli kepada seni dan budaya daerah. Bahkan dulu, ketika beliau menjadi kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayan, beliau pernah mendukung kami dalam melakukan pentas keliling ke ratusan sekolah yang ada di Samarinda," ujar Elansyah.
Jasa Ibnu Arabi dalam memajukan berbagai kebudayan daerah inilah yang tampaknya membuat para seniman kota tepian mendaulatnya sebagi Ketua Dewan Kesenian Samarinda hingga sekarang.
Sementara itu ketua Sandima, Muhammad Nurrohim menjelaskan bahwa kemampuan Sandima untuk tetap eksis di era modern ini tak terlepas dari kekompakan dan jiwa sosial yang ada pada para anggotanya. Selain itu para tokoh Sandima selalu mencoba menjalin komunikasi yang baik dengan berbagai pihak.
"Kami tak pernah bosan utuk terus memperkenalkan Sandima kepada siapa saja dan dimana saja, supaya orang paham akan hal-hal positif yang ada dalam kesenian ini," jelas Rohim. Kalau orang tidak mengenal Sandima bagaimana mereka akan suka. Dan kalau mereka tak suka bagaimana akan mengundang kita buat tampil mengisi acara mereka.
Apa yang disampaikan Muhammad Nurrohim tampaknya tidak berlebihan. Sebagai sebuah kesenian yang diklaim "khas Samarinda", kini telah dikenal oleh berbagai kalanhan. Sandima juga telah diteliti oleh banyak akademisi serta menjadi bahan kajian ilmiah pembuatan skripsi dan tesis, bahkan sudah ditulis dalam beberapa buku oleh para tokoh.
Hal ini tentu saja makin memantapkan eksistensi Sandima sebagai sebuah karya seni yang memiliki akar budaya dan akar akademik yang kokoh.
Pada peringatan Hari Ibu yang akan digelar di Hotel Senyiur kamis (21/12/2023) besok, Sandima akan mengangkat kisah tentang pentingnya peran seorang ibu dalam kehidupan umat manusia. Bukan hanya dalam ranah rumah tangga tapi juga cakupan yang lebih luas. Oleh karena itu setiap kita wajib memuliakan wanita, khususnya sosok ibu. (AKM/Sndm)
Tidak ada komentar